Distribusi Mandek, UMKM Kolaps: Sabang Dilanda Krisis Gas Elpiji

 

Foto | Antrian Tabung Gas milik masyarakat didepan salah satu toserba di Kota Sabang

Sabang.AGN – Kelangkaan gas elpiji non-subsidi yang melanda Kota Sabang sejak dua pekan terakhir semakin memukul pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Para pedagang kuliner yang mengandalkan gas untuk memasak mengaku tak bisa berbuat apa-apa kecuali menutup sementara usaha mereka. Pendapatan pun hilang total.

Kondisi ini dipicu terhambatnya pasokan gas dari daratan Aceh pasca banjir besar akhir November 2025 yang memutus jalur logistik. Sejak itu, pangkalan-pangkalan gas di Sabang dilaporkan kosong total.

Owner usaha Mie Bakso Sity Sabang menjadi salah satu yang merasakan dampaknya paling parah. Hampir dua minggu ia menutup kedai karena tidak ada satu pun pangkalan yang memiliki stok gas.

Dalam grup Aneuk Sabang, ia menyampaikan keresahan yang kini mewakili banyak pelaku UMKM.

“Assalamualaikum, kepada Pemerintah Kota Sabang, mungkin ini curhatan semua orang jualan yang menggunakan gas. Dari tanggal 26 November sampai hari ini kami masyarakat kecil tidak bisa berjualan karena tidak ada gas. Tolong Pak Wali Kota dan semua pemerintah mencari solusinya,” tulisnya penuh harap, Kamis (11/12/2025).

Suara itu langsung mendapat respons luas dari pedagang lain yang mengalami nasib serupa.

Samsul Bahri, pemilik usaha Mie B’Sam Sabang, ikut merasakan pukulan telak akibat krisis gas ini. Empat malam beruntun ia tak membuka warung.

“Iya, saya juga merasakannya. Empat malam sudah tidak jualan, habis semua,” ujarnya.

Bagi pedagang harian seperti Samsul, empat malam tanpa berjualan berarti nol pemasukan. Sementara kebutuhan terus berjalan.

Kelangkaan gas ini bukan sekadar persoalan logistik tetapi sudah menjelma menjadi ancaman bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil. Para pelaku UMKM tak punya pilihan lain selain menghentikan aktivitas, karena tanpa gas, seluruh proses produksi makanan terhenti total.

Banyak pedagang kini mempertanyakan sampai kapan mereka harus menunggu pemerintah turun tangan. Sebab, efek domino mulai terasa: pendapatan hilang, pelanggan beralih, dan sebagian pegawai harian ikut tak bekerja.

Masalah lain muncul dari distribusi elpiji yang dinilai warga tidak merata. Sejumlah masyarakat menduga ada ketimpangan penyaluran, terutama antara tabung kecil dan tabung besar.

Di Sabariana, seorang warga mengaku gas 3 kilogram masih tersedia karena pembeli dibatasi pada pemegang kartu tertentu. Namun tabung besar nyaris tak pernah muncul.

“Gas kecil masuk terus, yang tabung besar hanya lima paling banyak. Itu pun untuk pihak tertentu saja. Kenapa tidak digilir masuk? Hari ini gas kecil, besok gas besar. Gantian. Ada yang bisa bantu jawab?” keluhnya.

Curhatan itu memantik diskusi hangat di media sosial. Banyak warga mengaku mengalami hal yang sama.

Seorang warga lainnya, Ikhsan Abu Simpang, mengusulkan agar distribusi elpiji ditata ulang mengikuti pola di Banda Aceh yang menyalurkan gas melalui kantor camat.

“Pangkalan tolong diamankan, seperti di Banda Aceh, penyaluran melalui kantor camat kalau enggak salah,” ujarnya.

Usulan itu muncul karena masyarakat menilai pola distribusi saat ini tidak transparan dan rawan memunculkan pihak-pihak yang mendapat prioritas meski tidak berhak.

Krisis ini bermula dari bencana banjir besar yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Aceh akhir November. Banyak akses vital terputus dan pengiriman barang terhenti. Elpiji baik subsidi maupun non-subsidi ikut terdampak.

Sabang, sebagai daerah pulau yang bergantung pada pasokan dari daratan, langsung merasakan imbasnya. Hingga hari ini, suplai belum kembali stabil.

Hingga berita ini diturunkan, para pelaku UMKM masih menunggu langkah konkret dari Pemerintah Kota Sabang maupun pihak Pertamina untuk memastikan suplai gas kembali normal.

Aspirasi masyarakat di media sosial semakin deras meminta pengawasan diperketat, pemerataan distribusi dilakukan, dan perhatian lebih diberikan kepada pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Sabang.

acehglobalnews.id akan terus memantau perkembangan kelangkaan gas ini dan dampaknya terhadap UMKM di Kota Sabang.[]

0 Komentar