Memulai adalah Setengah Jalan Menuju Keberhasilan

 
ist

Sabang, pulau di ujung barat Indonesia, tak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga potongan sejarah penting yang tersembunyi di balik lorong-lorong batu dan sisa-sisa benteng peninggalan Perang Dunia II. Salah satu saksi bisu itu adalah Benteng Jepang di Gampong Anoi Itam.

Tanggal 6 November 2021 menjadi penanda langkah awal bagi kami kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Anoi Itam untuk benar-benar memulai. Untuk pertama kalinya, kami melakukan praktik langsung sebagai pemandu wisata di wilayah benteng yang selama ini hanya menjadi latar bagi swafoto para pelancong, tanpa banyak narasi atau pemahaman.

Bersama rekan-rekan Pokdarwis dan mitra dari Wildlife Conservation Society (WCS), kami menyambut tamu dengan hangat di pintu masuk. Sapa ringan, tanya asal-usul, dan berbagi cerita menjadi pintu masuk menuju kedekatan. Dalam dialog kecil, seorang wisatawan menanyakan tentang ikat kepala dan rencong yang saya kenakan. Dari sana, mengalir percakapan tentang identitas, budaya, dan makna simbolik yang melekat pada setiap atribut yang saya bawa.

Kami pun menapaki lorong batu karang yang dipahat tentara Jepang puluhan tahun lalu alan sunyi yang kini mulai kami isi dengan cerita dan makna. Sampai di benteng utama salah satu yang terlengkap di Kota Sabang kami mengambil waktu untuk berfoto, berbagi sejarah, dan menjelaskan betapa pentingnya benteng ini tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pengingat akan masa lalu yang membentuk hari ini.

Kegiatan ini mungkin tampak sederhana. Belum ada konsep pariwisata terpadu yang kuat. Benang merahnya masih samar. Namun bagi saya, dan bagi kami yang memulai dari nol, memulai adalah kemenangan pertama. Bahwa kita tidak lagi hanya menunggu program datang dari atas, melainkan mulai bergerak dari bawah, dengan apa yang ada.

Apakah semuanya sudah sempurna? Jelas belum. Tapi kami percaya, setiap langkah yang kami ambil hari ini adalah fondasi bagi masa depan pariwisata Anoi Itam yang lebih berdaya dan terarah. Di tengah segala keterbatasan, ada keyakinan yang kuat bahwa pelan-pelan, semua akan membaik. Dengan evaluasi, refleksi, dan aksi yang berkelanjutan, Gampong Anoi Itam tidak hanya akan menjadi lokasi wisata, tetapi juga ruang belajar dan tumbuh bersama.

Bagi saya pribadi, hari itu bukan hanya tentang guiding pertama. Ia adalah simbol bahwa masyarakat bisa mengambil alih perannya dalam narasi pembangunan pariwisata. Tidak lagi sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku.

Sebab seperti pepatah lama yang tak lekang oleh waktu:

“Memulai adalah setengah jalan menuju keberhasilan.”

Dan Anoi Itam telah memulainya.

Oleh: Irwan Mahdi

0 Komentar