Foto | REUTERS/Akhtar
Soomro/Masjid Bilal, setelah terkena serangan India di Muzaffarabad, ibu kota
Kashmir yang dikuasai Pakistan, pada 7 Mei 2025
Jakarta.AGN - Negara bersebelahan di Asia Selatan, India dan Pakistan, tengah menghadapi situasi panas. Pada Rabu (7/5/2025), militer India meluncurkan rudal ke Pakistan, yang membuat konflik menjadi semakin luas.
Dilaporkan NBC News, dikutip Kamis (8/5/2025), serangan India dilakukan untuk menargetkan tempat yang diklaim sebagai 'kamp teroris' Pakistan. Serangan juga merupakan respons terhadap pembantaian puluhan orang di Kashmir pada April 2025 lalu, yang sebagian besar termasuk turis India.
Pihak India, telah lama menganggap bahwa Pakistan mendukung terorisme lintas batas (negara). Hal ini termasuk menyalahkan negara dengan ibu kota Islamabad itu sebagai dalang atas serangan di Kashmir.
Di sisi lain, buntut serangan rudal India, pihak Pakistan berjanji akan membalasnya. Pakistan telah mengklaim bahwa pihaknya telah menembak jatuh lima jet Angkatan Udara India, demikian dilansir CNN International.
Situasi yang panas antara India-Pakistan ini bukanlah hal baru. Keduanya telah berkonflik di Kashmir, wilayah yang menjadi sengketa sejak kemerdekaan 1947.
Sejarah Panjang Konflik India dan Pakistan
1947-1948: Berakhirnya Kolonialisme Inggris
Inggris mengakhiri pemerintahan kolonialnya di wilayah yang sekarang India-Pakistan pada 1947. Wilayah jajahan Inggris tersebut kemudian dibagi menjadi India yang mayoritas beragama Hindu dan Pakistan yang mayoritas beragama Islam.
Pembagian wilayah ini tidak berjalan mulus. Kekerasan antarkelompok terjadi, yang membuat lebih dari satu juta orang diperkirakan tewas.
Perpindahan kelompok berdasarkan agama di India dan Pakistan akhirnya menjadi pemicu konflik. Sambil membangun pemerintahan baru setelah merdeka, kedua negara berusaha menjaga hukum dan ketertiban, sambil masih berada di situasi tegang, demikian dilansir standford.edu.
Perebutan wilayah geografis pun tak
terhindarkan, terutama menyangkut sumber daya antara kedua wilayah tersebut.
Pada akhirnya, wilayah Kashmir yang menjadi perbatasan utara India dan
Pakistan, menjadi titik konflik yang kemudian disebut Jammu dan Kashmir.
1949: Konflik Pertama di Kashmir
Wilayah Jammu dan Kashmir yang bergunung-gunung, menjadi titik konflik. Pakistan mendukung pemberontakan di wilayah tersebut, yang kemudian memicu 'perang' pertama dengan India.
Maharaja Hari Singh dari Kashmir mencari bantuan dari militer India dengan imbalan penyerahan wilayah. Kemudian pada Januari 1949 perang berakhir dengan gencatan senjata setelah intervensi PBB, dengan kesimpulan bahwa Kashmir tetap menjadi wilayah yang tidak stabil.
1965: Konflik Kedua di Kashmir
Pihak Pakistan terus berusaha menguasai Kashmir. Mereka menyeberang ke wilayah sengketa yang menjadi bagian India, sebagai respons serangan militer India yang melintasi perbatasan.
Pertempuran kembali terjadi dengan
melibatkan angkatan darat dan udara, serta beberapa pertempuran tank terbesar
dalam sejarah, demikian dilansir Reuters. Lagi-lagi, konflik ini akhirnya
diselesaikan melalui gencatan senjata yang ditengahi PBB.
1971: Pakistan Timur Menjadi Bangladesh
Konflik meluas ke wilayah Pakistan Timur. Akibatnya, wilayah tersebut ingin memisahkan diri dari pemerintahan Pakistan.
India memanfaatkan situasi ini dengan mendukung pasukan gerilya di Pakistan Timur melawan tentara Pakistan. Pertempuran kembali pecah dan pada 1971, dengan tentara Pakistan yang akhirnya menyerah di wilayah Dhaka.
Pakistan Timur kemudian melahirkan negara baru yang disebut Bangladesh, dengan Dhaka sebagai ibu kotanya.
Pada 1972, garis gencatan senjata yang ada
antara India dan Pakistan di Kashmir diratifikasi. Wilayah itu kemudian disebut
sebagai "garis kontrol" yang menjadi perbatasan de facto antara kedua
negara. Namun, India dan Pakistan tetap tidak diam karena pada 1974, mereka
menjadi negara yang memiliki tenaga nuklir.
1999: Perang di Kargil
Setelah sekian lama, konflik kembali muncul di wilayah dataran tinggi Kargil, setelah pasukan Pakistan menyusup ke Kashmir yang dikelola India. Konflik ini menjadi situasi baru, mengingat keduanya telah memiliki senjata nuklir.
Konflik ini pun menjadi sorotan
internasional karena risiko perang yang bisa membawa bencana global. Pada
akhirnya, intervensi internasional berhasil menghentikan pertempuran di Kargil
tersebut.
Tahun 2000-an: Teror di Kashmir dan Mumbai
Pada 2001, terdapat peristiwa bom bunuh diri di Majelis Kashmir yang menewaskan 38 orang di Srinagar, kota utama di wilayah yang dikelola India. Hal ini disusul dengan serangan terhadap Parlemen India di New Delhi yang menewaskan 14 orang.
Pada 2002, serangan kembali terjadi dengan menewaskan 36 orang, ketika militan melemparkan granat ke markas militer di Kashmir dan menembaki penumpang bus.
'Garis kontrol' India semakin memanas dengan adanya pemberontakan separatis. Ini terus berlanjut sampai 2008, ketika serangan teror selama empat hari terjadi di ibu kota komersial India, Mumbai, yang menewaskan 166 orang.
Militan dari kelompok yang berbasis di
Pakistan bersenjatakan senapan, menyandera di tiga lokasi di India, termasuk
hotel mewah.
2016 dan 2019: Serangan di Garis Kontrol
Pada 2016, militan dari kelompok Jaish-e-Mohammed (dari Pakistan) menyerang markas brigade tentara India di dekat kota Uri di Kashmir. Serangan tersebut menewaskan 19 tentara.
Kemudian India merespons dengan melakukan serangan ke kelompok militan di Pakistan. Namun, Pakistan mengatakan tidak ada serangan India dan tidak menanggapi serangan itu.
Pada 2019, militan lain dari Pakistan melemparkan bom mobil ke konvoi pasukan keamanan India di Pulwama di Kashmir, yang menewaskan 40 personel. India membalas dengan melancarkan serangan udara.
Pakistan juga membalasnya dengan menyerang Kashmir, yang dikelola India. Perang pun terjadi, yang berujung pada penangkapan seorang pilot India.
Situasi baru mereda setelah pilot India
dibebaskan beberapa hari kemudian.
2025: Serangan Militer India terhadap Pakistan
Kashmir kembali memanas, setelah kedua negara saling merespons tuduhan serangan. Menurut laporan juru bicara militer Pakistan Ahmed Sharif Chaudhry kepada CNN, sedikitnya ada 31 orang tewas dan 57 orang luka-luka di wilayah Kashmir dan Pakistan. Korban tewas termasuk remaja dan anak-anak.
Baku tembak di 'garis kontrol' di Kashmir diketahui masih terjadi. Pihak berwenang di Kashmir yang dikelola India, telah memerintahkan warganya untuk mengungsi dari daerah yang dianggap berbahaya, dengan mengatakan akomodasi, makanan, dan obat-obatan akan disediakan.
Dilansir dari laman : detikedu
0 Komentar