Foto | Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman bersama Forkopimda dan para pejabat Pemko Sabang melaksana safari ramadan di Masjid Baburrahman, Gampong Paya Seunara, Kota Sabang.
PEJABAT Wali Kota Sabang Andre Nourman mengatakan, kegiatan safari ramadan 1446 Hijriyah yang dilaksanakan di bulan ramadan ini merupakan ajang mempererat jalinan silahturahmi dengan masyarakat Sabang.
Dan ini juga merupakan momentum kedekatan antara masyarakat dengan pemimpinnya dalam menjalin kebersamaan sekaligus menyerap segala aspirasi yang disampaikan masyarakat.
Seperti diketahui bersama bulan ramadan merupakan bulan yang tak hanya mewajibkan umat islam untuk berpuasa saja, tapi sebagai umat yang beriman dan bertaqwa dianjurkan memperbanyak ibadah-ibadah lain seperti salat tarawih, baca Al-Qur'an, sedekah, infaq, serta amal-amal lainnya.
Foto | Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman menyerahkan bantuan kepada imam Masjid Baburrahman dalam kegiatan safari ramadan.
"Intinya ramadan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah SWT serta menjadi ajang transformasi kesadaran rohani agar lebih peka dan peduli pada sesama.
Bagi saya pribadi, bulan ramadan itu menjadi jembatan untuk menyapa rakyat sekaligus sebagai bukti kepekaan dan kedekatan pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat dalam bentuk kegiatan safari ramadan.
Jadi, sudah seharusnya kegiatan safari ramadan ini dijadikan sebagai agenda tahunan bulan ramadan bagi siapapun yang menjadi pemimpin di Kota Sabang nantinya," harap Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman.
Foto | Tgk Bardi Akarta mengisi tausiah sebelum melaksanakan salat tarawih
Sekarang ini tidak seharusnya pimpinan itu hanya duduk di kantor saja, tetapi seorang pimpinan harus turun langsung kemasyarakat.
Sehingga segala permasalahan yang ada di masyarakat dapat dilihat langsung di lapangam tanpa ada yang harus ditutup-tutupi,” ujarnya.
Selain itu diharapkan, di momen silahturahmi safari ramadan ini masyarakat tidak hanya mendapatkan siraman rohani dari penceramah tapi juga dapat menjalin rasa kebersamaan.
Sehingga berbagai persoalan serta aspirasi yang disampaikan masyarakat bisa dicarikan solusi, demi kemajuan dan pembangunan Kota Sabang yang lebih baik lagi.
Dalam pelaksanaan safari ramadan banyak pelajaran penting yang diambil dari tausiyah ramadan yang disampaikan para penceramah sebelum pelaksanaan salat tarawih.
Dimana ada beberapa poin yang kerap disampaikan para penceramah mengajak masyarakat Sabang untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Foto | Jamaah salat tarawih di Masjid Baburrahman, Gampong Paya Seunara mendengarkan tausiah yang disampaikan Tgk Bardi Akarta.
Sudah banyak nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang tidak dapat dinilai dengan apapun.
Termasuk nikmat yang dirasakan sekarang ini dimana Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk menjalan ibadah puasa.
"Jika dihitung seberapa banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita, niscaya tidak akan mampu kita menghitungnya.
Jadi, sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan, karena kita masih dipertemukan dengan bulan ramadan ini.
Sehingga kita dapat menunaikan ibadah puasa di bulan yang sangat mulia dengan penuh antusias dan rasa syukur.
Orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah SWT, niscaya akan mendapatkan lebih banyak nikmat lainnya.
Namun, kalau kita tidak pandai mensyukurinya, maka sesuai janji Allah SWT, niscaya akan mendapatkan azab yang pedih,” terangnya.
Kecuali itu juga, selama 30 hari puasa di bulan ramadan, ada 3 fase yang harus dilalui seluruh umat muslim di dunia yakni, 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga.
Tentunya, setiap fase tersebut mempunyai banyak keutamaannya dan menjadi ladang amal yang sangat besar. .
Untuk keutamaan 10 hari pertama puasa di bulan ramadan, pada fase ini akan menjadi hari yang paling sulit dan memiliki banyak keutamaan lantaran dibutuhkan adaptasi dan penyesuaian diri yang baik.
Foto | Jamaah salat tarawih di Masjid Baburrahman
Fase 10 hari pertama ramadan memang merupakan fase terberat dan tersulit, karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga maghrib.
“Jadi, 10 hari pertama adalah fase rahmat Ini fase yang berat. sebab kita menghadapi fase perubahan kebiasaan diri. Ini sebagai ujian terberat bagi umat islam dalam mencapai suatu ketaqwaan.
Namun, di fase inilah paling banyak mendapatkan pahala, karena pada fase ini Allah SWT membuka pintu rahmat seluas-luasnya. Maka di sinilah kita harus berlomba-lomba berbuat kebaikan,” ujarnya.
Selanjutnya, fase kedua adalah fase maghfiroh (ampunan), dan ini sesuai di dalam Surah Ali `Imran: 133 dijelaskan, dan bersegeralah kamu menuju ampunan (maghfiroh) Tuhanmu.
Sementara pada fase 10 hari akhir ramadan sebagai fase pembebasan umat islam dari api neraka.
"Intinnya, puasa itu tidak hanya menahan diri dari hawa nafsu, tapi juga menahan pikiran, hati dan panca indera dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Karena kita ketahui bersama puasa itu
adalah ladang untuk menanam berbagai kebaikan, jadi sekecil apapun yang kita
buat di bulan ramadan ini, balasan pahalanya sangat besar dan dilipat
gandakan,” tutupnya.[ADV]
0 Komentar