Foto | Pedagang daging sapi saat meugang lebarang Idul Fitri 1446 H di Kota Sabang
Sabang.AGN — Pemerintah Kota Sabang mencatat sebanyak 51 ekor ternak dipotong dalam rangka tradisi meugang menyambut Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Jumlah tersebut terdiri atas 50 ekor sapi dan satu ekor kerbau yang disembelih selama dua hari pelaksanaan meugang.
“Meugang pertama tercatat sebanyak 29 ekor sapi dan satu ekor kerbau yang disembelih, sementara meugang kedua ada 21 ekor sapi. Jadi keseluruhan ada 51 ekor ternak yang dipotong dalam meugang lebaran tahun ini,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang, Hariadi, di Sabang, Minggu (30/3/2025).
Tradisi meugang yang merupakan kebiasaan masyarakat Aceh setiap menjelang hari besar keagamaan, juga berlangsung meriah di Sabang. Di berbagai lokasi, para pedagang musiman menjajakan daging kepada warga yang hendak merayakan hari raya bersama keluarga.
Menurut Hariadi, harga daging selama dua hari pelaksanaan meugang terpantau stabil, yakni berada di kisaran Rp170.000 hingga Rp180.000 per kilogram. Pihaknya juga memastikan bahwa seluruh ternak yang dipotong telah melalui pemeriksaan kesehatan yang ketat.
“Kualitas daging terjamin bagus, karena kami sudah memeriksa dengan seksama, mulai dari surat keterangan kesehatan ternak, hingga pemeriksaan langsung sebelum, saat, dan setelah penyembelihan,” ujar Hariadi.
Ia mengakui terdapat temuan kasus parasit hati pada sapi yang dipotong pada hari pertama meugang. Namun, temuan tersebut tidak memengaruhi kelayakan daging secara keseluruhan.
“Meski ditemukan kasus fasciola hepatica atau cacing hati pada sapi di meugang pertama, namun semua ternak tersebut telah kami periksa dan dalam kondisi sehat secara umum,” tambahnya.
Dinas Pertanian dan Pangan mencatat sebanyak 30 pedagang daging musiman aktif berjualan pada hari pertama meugang, sementara pada hari kedua terdapat 21 pedagang. Para pedagang ini tersebar di sejumlah titik, seperti Jalan Malahayati Gampong Kuta Barat, Gampong Cot Ba’U, Gampong Ie Meulee, Gampong Paya Seunara, dan Gampong Balohan.
“Alhamdulillah, meskipun pasar ramai dengan masyarakat yang berbelanja, pelaksanaan meugang di Kota Sabang berjalan tertib dan aman,” tutur Hariadi.
Tradisi meugang telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari perayaan keagamaan di Aceh. Tidak hanya sebagai bentuk syukur
menjelang hari raya, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan sosial masyarakat
dalam merayakan momen-momen penting secara kolektif.[REDAKSI]
0 Komentar