![]() |
Foto | Seminar ketahanan pangan di HPN ke-79 di Kalimantan Selatan menghadirkan lima narasumber |
PERINGATAN Hari Pers Nasional (HPN) ke-79
Tahun 2025 yang diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi
momentum penting bagi insan pers dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Ketahanan pangan atau keterjaminan pangan
akan menunjukan seseorang itu mampu memiliki rasa tanggung jawabnya.Sebuah
rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada
dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan.
Kerena itulah terciptanya ketahanan pangan
akan menjadi ukuran terjaminnya sebuah daerah atau negara menuju masa depan
yang lebih baik.
"Jadi, menurut saya, ada tiga komponen
utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan
pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah
pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar.
Foto | Wartawan senior Dahlan Iskan menghadiri HPN ke-79 di Kalimantan Selatan
Sedangkan akses pangan itu kemampuan
memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan
pangan bernutrisi. Sementara pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam
memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional.
Jadi saya pikir, tepat sekali rasanya pada
peringatan HPN ke-79 Tahun 2025 di Kalimantan Selatan tema yang diambil sejalan
dengan program prioritas pemerintah
Presiden Prabowo Subianto," kata Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman.
Seminar yang dilaksanakan PWI di Kalimantan
Selatan Nasional yang bertajuk "Pers Mendorong Terwujudnya Ketahanan
Pangan Nusantara" menegaskan bahwa media memiliki peran strategis sebagai
garda terdepan dalam menyukseskan program ketahanan pangan.
Tentunya ini sebagai bentuk antisipasi
kesiapan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai
faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar,
ketidakstabilan ekonomi, dan faktor lainnya.
Foto | Anggota DPRK Sabang Armadi dan Wahyu Ramadhan di dampingi Ketua PWI Sabang menghadiri seminar ketahanan pangan HPN ke-79 Tahun 2025, Kalimantan Selatan
Ke depan, ketahanan pangan merupakan hal
yang sangat penting dan strategis, karena berdasarkan beberapa negara
menunjukan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat melaksanakan pembangunan
secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.
Setiap negara membutuhkan pangan untuk
masyarakatnya bisa bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhannya.
Dan ini sesuai undang-undang Nomor 18 Tahun
2012, tentang pangan mengamanahkan bahwa pemerintah bersama masyarakat
mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Pastinya kita ketahui bersama negara
kita Indonesia ini merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan
tingkat pertumbuhannya yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan
pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas utama untuk
kesejahteraan bangsa," ujarnya.
Foto |Seminar ketahanan pangan di HPN ke-79 di Kalimantan Selatan menghadirkan lima narasumber
Menurut Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman,
bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep ketahanan pangan,
sehingga media memiliki tugas penting dalam mengedukasi publik.Tugas pers
adalah membantu menginformasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai program
ketahanan pangan.
"Insan Pers harus memastikan bahwa
publik memahami bagaimana program ini berjalan dan dampaknya bagi kehidupan
mereka masyarakat," tambahnya.
Senentara Ketua Umum Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun mengatakan, HPN ke-79 Tahun 2025 ini, PWI ingin menunjukkan peran strategis
pers dalam menyampaikan informasi dan bagaimana mengedukasi masyarakat serta
melakukan kontrol sosial, mengkritisi untuk mewujudkan program ketahanan pangan
nasional.
Program ketahanan pangan di era
pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan program baru yang masih jadi perbincangan
di tengah masyarakat.
Hari Pers Nasional 2025 di Banjarmasin
bukan hanya menjadi ajang perayaan bagi insan pers, tetapi juga momentum untuk
menegaskan komitmen media dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan kolaborasi antara pemerintah,
akademisi, pengusaha, dan media, diharapkan ketahanan pangan dapat semakin
diperkuat demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagai garda terdepan informasi, media
diharapkan terus berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi dan mendukung
kebijakan ketahanan pangan demi tercapainya Indonesia yang lebih mandiri dalam
sektor pangan
Oleh karena itulah, PWI berpendapat
hendaknya Presiden Prabowo dan semua pemangku kepentingan memanfaatkan
“panggung” yang disediakan HPN 2025.
Hal ini untuk menyampaikan program
ketahanan pangan secara tuntas kepada insan pers.
Program ini meliputi banyak aspek, mulai
penyiapan lahan, benih, pupuk hingga isu yang terkait dengan lingkungan dan
perbaikan.
“Jadi menunurut kami, ketahanan pangan
tidak hanya menyangkut Kementerian Pertanian dan bukan hanya tugas pemerintah
pusat. Tapi di sinilah peran pers dibutuhkan, memainkan fungsinya secara
aktif,” ungkapnya.
Media selain menjadi garda terdepan dalam
ketahanan pangan juga merupakan mitra penting bagi kementerian, karena
publikasi yang baik dapat memotivasi dan mendorong kemajuan dalam pencapaian
swasembada pangan, sesuai dengan nawacita Presiden Prabowo Subianto.
“Harapan saya HPN ke-79 Tahun 2025, menjadi momentum penting peran media dalam mempublikasikan kepada publik dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan di Indonesia,” tutup Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun.[ADV]
0 Komentar