Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke - 8 Sabang Usung Tema The Golden Island

 

Foto | Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi didampingi Sekda Kota Sabang Andri Nourman foto bersama seluruh kepala dinas berta ibu di anjungan Kota Sabang

PERHELATAN Akbar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 mengangkat tema "Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia", resmi dibuka.  

Kegiatan yang digelar 5 tahun sekali tersebut ternyata sangat dinanti puluhan ribu masyarakat Aceh dari berbagai kabupaten/kota yang datang hadir untuk menyaksikan aneka atraksi yang akan ditampilkan. 

Khusus anjungan Kota Sabang dalam pelaksanaan PKA kali ini  mengusung tema 'The Golden Island", yang dapat dimaknai tanah dari surga, dengan harapan tanah Sabang mampu mensejahterakan masyarakatnya. 

Foto | Tampilan hasil alam dari stan Kota Sabang

"Kita hadir dengan mengusung tema "Sabang The Golden Island" Pada anjungan Kota Sabang kita sudah menyiapkan desain yang sesuai dengan tema jalur rempah, posisi Sabang pada saat era rempah terdahulu, itu kita tuangkan dalam anjungan Kota Sabang," kata Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi.

Menurutnya, tema yang diambil tersebut menyesuaikan dengan tema PKA ke-8. Dimana anjungan Sabang fokus mengulas kembali sejarah lima jalur rempah, yang terdiri dari sejarah kuliner, kesenian, wastra, dan rempah kepada masyarakat yang berkunjung. 

"Jadi, karena ini temanya rempah, tetap kita sejarahkan rempahnya yang kita angkat. Dan ini semua berawal dari  sejarahnya pada zaman belanda, bagaimana peran Sabang dalam perdagangan rempah-rempah kemudian juga produk-produk turunan dari rempah tersebut kami sajikan di sini.

Demikian juga dengan produk-produk UMKM yang merupakan khas Sabang, kayu kelapa, tenunan, makanan khas dan sebagainya.

 Namun yang tidak kalah menarik dari kita turut mengulas fakta napak tilas Sabang yang pernah menjadi saksi sejarah perjalanan haji nusantara pertama lewat kapal laut," jelasnya.

Foto | OPD Kota Sabang mengikuti pawai budaya di PKA ke-8

"Tidak hanya itu, Sabang juga pernah terkenal dengan penghasil cengkeh, pala, pinang, dan lainnya. Dimana, produk hasil rempah yang telah di olah, seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO dan lain-lain turut ditampilkan di dalam anjungan Sabang. Kita tunjukkan pula beberapa atraksi pengolahannya secara langsung," paparnya.

Lebih lanjut dikatakan, anjungan Kota Sabang pada kesempatan itu juga turut menampilkan beragam atraksi cara pengolahan selama PKA berlangsung (8 hari). 

Dan dari sisi sejarah pastinya akan disuguhkan alur perjalanan sejarah Sabang dari masa penjajahan Belanda dan Jepang terkait perdagangan bebas hingga saat ini.

Kemudian, untuk wastra ditampilkan produk Dekranasda Kota Sabang, berupa kain motif Bungong U dan motif Ombak, serta kerajinan kayu kelapa yang sudah memiliki hak cipta pada tahun 2019 lalu dari Kementerian Hukum dan HAM.

Foto | PKK Kota Sabang tampilkan produk Dekranasda dari olahan pohon kelapa

Tidak ketinggalan, di stan kuliner terdapat atraksi yang ditampilkan oleh ibu-ibu PKK Kota Sabang, ibu PKK Jaboi, dan Dispar Kota Sabang.

Dan diajang lima tahunan ini juga seniman Sabang ikut berpartisipasi meramaikan berbagai penampilan  atraksi seni berupa seni tradisi oleh sanggar-sanggar seni Kota Sabang yang dikomandoi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

"Tentunya, banyak perlombaan yang kita ikuti, hampir semua, kecuali lomba Warisan Budaya Tak Benda dan Catok Rimeung. 

Selebihnya, mulai dari perlombaan anjungan, perahu hias, pawai budaya, lomba busana tradisi, permainan rakyat (enggrang, engklek, gelayang tunang), dayung, stan kuliner, stan rempah, tarian kreasi, seumapah, musik tradisi, musik tradisi garapan, semua kita ikuti," sebutnya.

Semua pihak mengambil andil dalam PKA ini, dukungan penuh juga diberikan oleh seluruh kepala OPD, seluruh seniman di Kota Sabang, para pengrajin, tidak lupa dukungan masyarakat Sabang sendiri.

Kemudian, duta wisata juga ikut memeriahkan acara pada pawai tersebut. Barisan semakin apik dengan suguhan pertunjukan silat dari Persatuan Silat Kota Sabang, tarian Tarek Pukat dari sanggar Kana Art Sabang, serta beragam atraksi lainnya.

Foto | Pertunjukan silat dari Persatuan Silat Kota Sabang

Pada kesempatan itu pula Reza Fahlevi berharap nama Kota Sabang bisa keluar menjadi juara umum, minimal memperoleh yang terbaik dan menjadi anjungan kota yang banyak pengunjung. Di sisi lain, diharapkan tampilan-tampilan yang sudah dibuat dan didesain ini menjadi sarana mempromosikan Sabang sekaligus menambah wawasan bagi para pengunjung.

Dengan demikian para pengunjung nantinya bisa belajar tentang sejarah, rempah dan jalur rempah lainnya, serta mengenal Sabang dengan lebih baik. Sehingga diharapkan dapat menarik minat pengunjung untuk berkunjung langsung ke sabang. 

"Jadi kami mengajak semua masyarakat, mari kunjungi anjungan Sabang, Insya Allah teman-teman akan merasakan pengalaman berada di Kota Sabang dengan hadir di sini," ajaknya.

Untuk diketahui, pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh ke-8 digelar selama sembilan hari, mulai 4 hingga 12 November 2023, dan diikuti oleh 23 kabupaten/kota se-Aceh. Setidaknya ada 4.829 seniman dan budayawan yang terlibat, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.

Selain itu, kehadiran 23 Balai Pelestarian Kebudayaan se-Indonesia tentu akan semakin menambah semarak gelaran PKA ke - 8, yang akan berlangsung di beberapa lokasi berbeda, yaitu Taman Sulthanah Shafiatuddin, Museum Aceh, Museum Tsunami, Taman Budaya, Blang Padang, Hermes Hotel, Amel Hotel, Krueng Lamnyong, Kampung Pande, dan Desa Baet.(adv)

0 Komentar