foto google search - kisahmuslim
Keluarga Imran (Alu Imran) adalah keluarga yang
beranggotakan sedikit orang, namun memiliki kedudukan yang agung. Allah memilih
mereka dibanding keluarga lainnya menunjukkan betapa besar posisi mereka. Lalu,
siapakah keluarga Imran itu?
Siapakah Keluarga Imran?
Keluarga Imran adalah keluarga mulia dalam kurun sejarah.
Allah memilih mereka dibanding keluarga lainnya adalah tanda nyata keagungan
mereka. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ
عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka
masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang
lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Quran Ali Imran: 33-34].
Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama
Imran bin Matsan bin al-Azar bin al-Yud… bin Sulaiman bin Daud ‘alaihissalam.
Nasabnya tersambung hingga ke Nabi Daud ‘alaihissalam. Dalam bahasa Ibrani
Imran disebut dengan Imram. Dalam buku-buku Nasrani namanya disebut dengan
Yuhaqim.
Keluarga Imran adalah turunan (cabang) terakhir orang-orang
beriman dari turunan Bani Israil. Namun antara mereka dengan Nabi Ya’qub
terpisah beberapa qurun lamanya.
Anggota Keluarga Imran
Istri Imran
Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang
menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah.
Sebagaimana kisahnya dalam Alquran.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا
فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi
hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah
(nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. [Quran Ali Imran: 35]
Anak-anaknya
Pertama: Asy-ya’
Asy-ya’ adalah putri sulung Imran. Ia dinikahi oleh Nabi
Zakariya ‘alaihissalam. Dan merupakan ibu dari Nabi Yahya ‘alaihissalam. Ada
juga mengatakan ia adalah bibinya Maryam. Bukan saudara perempuannya.
Kedua: Maryam
Maryam adalah wanita ahli ibadah dan suci. Ia merupakan ibu
dari kalimat Allah, Nabi Isa ‘alaihissalam. Putri Imran yang satu ini adalah
wanita terbaik dan tersempurna. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
كَمَلَ مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ
إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وفَضْلُ عائِشَةَ علَى
النِّساءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سائِرِ الطَّعامِ
”Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita
yang sempurna selain Maryam bintu Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan
Aisyah dibandingkan wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid
dibandingkan makanan lainnya.” (HR. Bukhari 5418 dan Muslim 2431).
Orang-orang Yahudi menuduhnya melakukan zina. Tuduhan itu
mereka lontarkan saat Maryam masih hidup maupun setelah wafatnya. Sementara
Alquran telah menyucikan Maryam dari tuduhan keji ini. Tidak hanya satu ayat,
bahkan di banyak ayat. Allah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang-orang
yang kufur karena menuduh Maryam berzina. Sebagaimana firman-Nya,
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.
“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina).” [Quran An-Nisa: 156].
Demikian juga dengan firman-Nya,
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا
فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
“dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara
kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan)
Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah
termasuk orang-orang yang taat.” [Quran At-Tahrim:12].
Dan firman-Nya,
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا
وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آَيَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara
kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami
jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.”
[Quran Al-Anbiya: 91]
Cucu-cucunya
Pertama: Nabi Isa ‘alaihissalam.
Nabi Isa adalah rasulullah dan kalimat Allah yang Dia
sampaikan pada Maryam. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ
أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ
“Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan
Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada
Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” [Quran An-Nisa: 171]
Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israil. Mendakwahi
mereka kepada tauhid. Menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي
رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً
بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ
قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. [Quran Ash-Shaf: 6].
Dan firman-Nya,
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
[Quran Al-Maidah: 72]
Kita kaum muslimin berkeyakinan bahwa Nabi Isa belum wafat.
Ia diangkat Allah di sisi-Nya, ruh dan jasad. Beliau hidup di langit. Bukan
dibunuh atau disalib. Allah Ta’ala memberikan pengajaran akidah demikian kepada
kita dengan firman-Nya,
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا
اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا * بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ
وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh
Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat
Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Quran
An-Nisa: 157-158].
Dan di menjelang hari kiamat kelak Nabi Isa akan turun.
Beliau membunuh Dajjal dan menyebarkan keadilan. Sebagaimana kabar dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ
ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ
، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى
تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا. ثُمَّ يَقُولُ
أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ
لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا)
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa
bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau
akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta
semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima
harta itu lagi (sebagai sedekah), dan sujud seseorang lebih disukai daripada
dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan
menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan
Muslim no. 155)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati fisik
Nabi Isa ‘alaihissalam dengan sabdanya,
لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ
نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ
بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ
النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ
الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ
وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ
يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
“Tidak ada nabi antara aku dengan Nabi Isa– dan dia pasti
turun, dan bila kamu melihatnya maka kenalilah dia. Seorang lelaki yang
tingginya sedang, agak putih kemerahan, dengan dua pakaian yang berwarna agak
kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah. Lalu ia
memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi,
menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya
kecuali Islam, dan dia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu dia tinggal di bumi
selama 40 tahun. Kemudian dia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR.
Ahmad 9270, Abu Dawud 4324, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kedua: Yahya ‘alaihissalam
Nabi Yahya adalah hamba dan utusan Allah. Beliau putra dari
Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Beliau adalah doa Nabi Zakariya yang terkabul.
Serta kabar gembira untuknya setelah mencapi usia yang tua. Allah Ta’ala
berfirman,
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ
ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء (38) فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ
قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقًا
بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata:
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya
Engkau Maha Pendengar doa”. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya,
sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya
Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri
(dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.
[Quran Ali Imran: 38-39]
Di antara keistimewaannya adalah tak ada seorang pun sebelum
beliau bernama Yahya.
يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ
لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira
kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami
belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” [Quran Maryam: 7].
Nabi Yahya adalah seorang pemuda yang cerdas. Allah memberi
keistimewaan pada akalnya. Menganugerahkannya hikmah di usia beliau. Dan kegemaran
dalam beribadah. Beliau senantiasa duduk di mihrab-mihrab ilmu. Senang mengkaji
Taurat. Berilmu dan mengamalkan kandungan kitab suci itu. Beliau berbicara
dengan kebenaran. Dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Dan ancaman
orang-orang yang zalim.
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji Nabi
Yahya dengan sabdanya,
لا ينبغي لأحدٍ أن يقول: أنا خيرٌ من يحيى بن زكريا. قلنا: يا رسول
الله، ومن أين ذاك؟ قال: أَمَا سمعتم اللهَ كيف وَصَفَه في القرآن، فقال: {يَايَحْيَى
خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا} [مريم: 12]، فقرأ حتى
بلغ: {وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ} [آل عمران: 39]، لم يعمل
سيئةً قط، ولم يَهُمَّ بها
“Tidak pantas bagi siapapun untuk mengatakan bahwa aku lebih
baik dari Yahya bin Zakariya.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa
demikian?” Beliau menjawab, “Tidakkah kalian mendengar bagaimana Allah
menyebutknya di dalam Alquran. “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu
dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak.” [Quran 19:12]. Beliau membaca hingga firman Allah: “menjadi
panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan
orang-orang saleh”. [Quran Ali Imran: 39]. Ia tidak pernah berbuat buruk
sedikit pun. Dan tidak juga berkeinginan melakukannya.” (HR. ath-Thabrani di
dalam al-Kabir dan al-Bazzar).
Wafatnya Yahya
Para ulama berbeda pendapat tentang bagaimana kejadian
wafatnya Nabi Yahya ‘alaihissalam. Banyak riwayat bercerita tentang kisah
wafatnya, tapi umumnya israiliyat. Di antara riwayat yang paling shahih adalah
ما قتل يحيى بن زكريا إلا في امرأة بغي قالت لصاحبها لا أرضى عنك
حتى تأتيني برأسه، فذهب فأتاها برأسه في طست
“Yahya terbunuh gara-gara seorang wanita pelacur. Ia berkata
kepada pasangannya, ‘Saya tidak ridha padamu sampai engkau datangkan kepala
Yahya padaku’. Laki-laki itu pergi dan membawa kepala Nabi Yahya dalam suatu
wadah.”
Demikian juga riwayat dari Abdullah bin az-Zubair. Ia
berkata,
قتل يحيى بن زكريا في زانية كانت جارية
“Yahya bin Zakariya terbunuh gara-gara seorang wanita
pelacur. Ia adalah seorang budak.”
Dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menyebutkan
secara rinci tentang berita ini. Beliau menyebut bahwa ada seorang raja di
Damaskus ingin menikahi seorang wanita. Atau menikahi seorang perempuan yang
tak halal ia nikahi. Nabi Yahya pun melarang hal itu. Hingga muncul kemarahan
si perempuan pada Nabi Yahya. Karena si raja dan perempuan itu tidak menyukai
sikap Yahya, perempuan itu kirim seseorang untuk membunuhnya.
Sumber : kisahmuslim.com
0 Komentar