Peringatan 1 Muharram sebagai Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriyah di Kota Sabang diramaikan dengan karnaval |
Dan perayaan Tahun Baru Hijriah merupakan salah satu agenda penting dengan terjadinya beragam sejarah yang dialami Nabi Muhammad SAW.
Dimana diantaranya menjadi peringatan peristiwa Hijrah pertamanya Rasulullah bersama umatnya kala itu dari Kota Mekah ke Kota Madinah pada tahun 622 M.
Seperti diketahui bersama Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam dan bulan ini merupakan bulan yang memiliki banyak kemuliaan.
Salinan ayat suci Al quran juga turut ditampilkan di karnaval peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah |
Namun tentunya berbeda untuk sekarang hijrah sendiri diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk menuju ke arah yang lebih baik.
Kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu yang baik serta bermanfaat untuk orang lain.
Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengangkat bendera star tanda dimulainya karnaval peringatan 1 Muharram di lokasi wisata Sabang Fair |
"Jadi yang terpenting dalam, peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah ini sepatutnya kita jadikan sebagai renungan dalam perbaikan diri dari tahun sebelumnya dan menuju tahun yang akan datang.
Artinya, bila niat kita ingin berubah untuk menjadi lebih baik ke depan dari sebelumnya, Insya Allah kita pasti akan mendapatkan ridha Allah SWT, jadi semua itu tergantung niat dari diri kita untuk melakukan evaluasi diri ke arah yang lebih baik lagi," kata Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi.
Para Keuchik dari berbagai gampong di Kota Sabang foto bersama dengan Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi diperingatan 1 Muharram Tahun Baru Islam |
Menurutnya, sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita diharuskan merenungi dan selalu tafakur pada nikmat yang sudah diberikan Allah SWT.
Bersyukur karena telah diberi kesehatan dan kelancaran berpikir dalam menghadapi berbagai dinamika dalam menjalankan kehidupan.
Tentunya banyak sekali tantangan yang dihadapi untuk dijadikan pembelajaran serta pengalaman hidup yang harus dihadapi dari tahun ke tahun.
"Dari sinilah kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, harus bisa memaknai perjalanan hidup yang sudah kita lalui tersebut.
Oleh karenanya, di balik 1 Muharram Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah ini sudah sepatutnya dijadikan momentum perubahan diri hijrah untuk jadi manusia yang lebih baik.
Meskipun secara filosofi bahwa hijrah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tapi, secara makna ini mengisyaratkan bahwa jika umat Islam menginginkan suatu kebaikan dunia akhirat harus hijrah memperbaiki diri," jelasnya.
Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi menyerahkan bendera merah putih sebagai tanda akan dimulainya Karnaval Tahun Baru Islam |
Disebutkan Reza, ada dua bentuk hijrah dalam ajaran Islam, yakni hijrah fisik dan hijrah rohani, yang pertama adalah, hijrah secara fisik pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, dalam menyebarkan agama islam bersama para sahabat.
Hijrah fisik ini membuktikan betapa hebatnya pengorbanan Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat dengan melewati berbagai tantangan dan rintangan saat melakukan perjalanan sangat jauh.
Menelusuri luasnya hamparan gurun yang luas di bawah terik matahari membakar kulit serta menghadapi terpaan badai gurun pasir dan lembah bebatuan sebelum pada akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Namun demikian, semua rintangan berat tersebut berhasil dilalui dan mereka hadapi dengan penuh ketabahan dan kesabaran.
Tujuannya tidak lain hanya untuk menyelamatkan akidah yang telah ditanamkan Rasulullah SAW di dalam dada para sahabat dan umatnya.
Kewajiban hijrah secara fisik memang sudah berakhir setelah penaklukan Kota Mekkah. Namun pertanyaan apakah spirit itu masih tetap bersemayam di hati generasi umat Islam saat ini?
"Tentu jawabannya ada pada diri kita sendiri sejauh mana kita memahami perjuangan Rasulullah SAW beserta para sahabat pada masa itu," ujarnya.
Kedua, hijrah rohani, dimana secara jasad kita tetap berada di suatu tempat, namun hati dan pikiran, prilaku dan jiwa telah berhijrah. Pindah dari kondisi yang tidak baik kepada keadaan yang baik, dari keadaan yang baik kepada kondisi lebih baik.
"Pertanyaannya apakah kita mau berhijrah untuk intropeksi diri dari kesalahan yang kita berbuat menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Karena Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum kalau dia tidak berusaha mengubah dirinya sendiri.
Saya pikir hijrah secara rohani inilah yang harus kita lakukan untuk terus memperbaiki diri dan pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri menuju ka arah yang lebih baik lagi," tutupnya.
0 Komentar