Reza Fahlevi, Budaya Car Free Day Wujudkan Destinasi Wisata Asri dan Alami

 

Foto | Reza Fahlevi bersama Forkopimda saat CFD akbar bersama BUMN (agn)

Kota Sabang tidak hanya terkenal dengan keindahan bahari yang mempesona di ujung barat Indonesia, serta menjadikan daerah tujuan wisatawan domestik dan mancanegara, kota tua ini juga menyimpan ragam situs budaya bersejarah yang kini terus dieksplorasi, untuk kepentingan publik.

Pejabat Walikota Sabang, Reza Fahlevi mencanangkan konsep Car Free Day (CFD), dimana masyarakat maupun turis yang berkunjung, ikut berpartisipasi mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, demi mengurangi emisi bahan bakar yang menimbulkan polusi.

Hal itu juga sebagai bentuk upaya Pemerintah Kota Sabang, dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pemanasan global. Sehingga, setiap warga dan para pelancong yang datang ke wilayah ini, dapat mendukung gerakan tersebut, dengan cara menikmati keindahan alam sembari berjalan kaki ataupun mengendarai sepeda. 

“Kota Sabang ini, juga bisa dinikmati dengan berjalan kaki pada pagi hari, karena udaranya bersih. Car Free Day bisa dilakukan dengan jalan santai, berlari, bersepeda, senam, dan sepatu roda atau skate board. Jalanan yang luas memudahkan masyarakat dan wisatawan berolahraga dengan nyaman, tanpa takut ada kendaraan bermotor yang menganggu,” kata Reza Fahlevi.

Foto | Pj Wali Kota Sabang berikan sambutan pentingnya CFD di Kawasan Sabang Fair (agn)

Untuk tahap awal, CFD dilakukan oleh Pemerintah kota Sabang secara rutin setiap minggu, kemudian akan dilanjutkan oleh Intsansi–instansi lain, dengan penampilan berbagai rangkaian kegiatan yang menghibur.

Car Free Day (CFD) perdana tahun 2023 di Kota Sabang sukses dilaksanakan. Meski sempat diguyur hujan, hari bebas kendaraan bermotor ini dilaksanakan di kawasan wisata Sabang Fair. CFD semakin semarak dengan aneka kegiatan, mulai senam bersama Forkopimda dan masyarakat, bazar UMKM dan berbagai pertunjukkan dari beberapa komunitas yang ada di Kota Sabang.

Reza Fahlevi mengatakan, kegiatan ini akan dilakukan rutin setiap hari Minggu, sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan terhadap penggunaan kendaraan bermotor, dan membudayakan olahraga, sekaligus menjadi ajang produktivitas bersama dalam mengisi akhir pekan.

"CFD ini bertujuan sebagai wadah bagi kita semua, masyarakat Sabang untuk melakukan aktivitas bersama, khususnya di hari Minggu. Jadi area ini bisa dimanfaatkan untuk berolahraga, melaksanakan kegiatan-kegiatan komunitas, mempromosikan produk UMKM, dan banyak lagi kegitan positif yang bisa dilakukan di CFD ini," jelas Reza Fahlevi.

Foto | Reza Fahlevi CFD bersama Masyarakat di jalan perdagangan Sabang (agn)

Sebagai bentuk dukungan semarakkan CFD, Pemerintah kota Sabang menggandeng Kementrian pada acara jalan sehat dalam rangka HUT Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke-25 yang diselenggarakan serentak di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.

Ribuan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini cukup antusias, bahkan kaum milenial kota Sabang juga turut dilibatkan pada kegiatan tersebut, dengan menyerahkan Obor Estafet 25 tahun Kementerian BUMN dari Milineal BUMN kepada Branch Manager Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP 3 Sabang, Yulidin didampingi utusan PT Adhi Karya Nurdiana di Kawasan Sabang Fair.

Tidak sampai disitu, Sabang menjadi tuan rumah pada Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tingkat Provinsi Aceh tahun 2023. Usai melakukan CFD, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi bersama Forkopimda dan para tamu undangan turun langsung membersihkan sampah di pesisir pantai Sabang Fair.

Sampah yang dikumpulkan terdiri dari plastik, organik, kertas, dan residu (lainnya). Sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah tersebut ditimbang untuk dinilai oleh panitia.

Usai melakukan aksi ini, Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi mengatakan, gerakan tersebut merupakan salah satu tujuan CFD, dimana kegiatan bersih-bersih pantai ini, adalah rangkaian yang dilaksanakan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungannya, termasuk kawasan pantai.

"Persoalan sampah tidak boleh kita abaikan, melalui kegiatan ini kita mendorong agar kesadaran masyarakat terus meningkat, khususnya dalam menjaga lingkungan kita tetap bersih. Semua itu, kita rangkum dalam CFD kali ini," ungkap Reza Fahlevi.

Foto | CFD sembari melakukan pembersihan pantai disekitar kawasan Sabang Fair (agn)

Dia menyebutkan, sampah plastik yang mencemari laut, kini menjadi isu global. Karena laut menjadi kotor dan sangat membahayakan biota yang ada di dalamnya. Reza Fahlevi juga turut mengajak seluruh masyarakat Kota Sabang, untuk saling berkolaborasi dalam menggelorakan semangat menjaga lingkungan dan kebersihan, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terkecil yaitu keluarga, sehingga keindahan lingkungan terus terpelihara dengan baik. 

“Karena keindahan akan berdampak bagi kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang,” ujar Reza Fahlevi dalam sambutannya pada kegiatan tersebut.

Kegiatan itu,  dirangkai dengan pemberian bantuan kepada Kota Sabang dari beberapa pihak, penyerahan penghargaan pengelolaan ruang terbuka hijau tahun 2022, dan Penyerahan Penghargaan Proper 2022. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Deklarasi. 

Kegiatan CFD yang dilanjutkan dengan bersih pantai ini bukan hanya sekedar mengumpulkan sampah (limbah padat) yang ditemui di pantai, tapi lebih dari itu menumbuhkan kesadaran tentang perlunya kebutuhan kondisi lingkungan pantai dan laut yang bersih.

Car Free Day Memperkenalkan Wisata "Kota Tua"

Kota Sabang memiliki ribuan benteng peninggalan Angkatan Laut Jepang yang sebagian di antaranya masih berdiri kokoh yang tersebar hamper disetiap sudut pulau. Julukan Kota Seribu Benteng pun tersemat pada pulau paling Barat Indonesia ini.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pulau Weh dijadikan sebagai titik utama penyimpanan minyak untuk pengoperasian kapal laut.

Foto | Reza Fahlevi History Kota Tua Sabang (agn)

Oleh sebab itu, Jepang membangun benteng dan bungker di sekeliling garis pantai dan perbukitan Sabang untuk memperkuat pertahanan mereka, seperti di Ujung Kareung, Aneuk Laot, Cot Ba’U, dan sepanjang Pantai Paradiso.

Pada 1942-1945, Sabang menjadi pangkalan Angkatan Laut yang besar. Hingga kini, peninggalan benteng dan bungker Jepang masih menjadi daya tarik wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Menyamakan persepsi mengenai Kota Tua, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengajak beberapa Kepala OPD terkait, melakukan CFD dengan berjalan kaki mengitari kawasan Kota Tua Sabang, dimulai dari depan Kantor Walikota Sabang seputar jalan Diponegoro, Perdagangan, dan Kuta Ateuh.

Reza Fahlevi mengatakan keberadaan Kota Tua semakin tersingkir dan terlupakan akibat modernisasi yang terjadi. Padahal, apabila dikelola dan dimanfaatkan secara tepat, tidak menutup kemungkinan Kota Tua dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang mendorong pertumbuhan perekonomian kota. 

"Saat ini trend Kota Tua sedang diminati para wisatawan, terutama wisman. Tujuan saya bersama beberapa kepala OPD pagi ini tur ke Kota Tua yang di pandu bapak Albina, adalah untuk merefleksi dan mempelajari kembali bagaimana history yang ada di tiap sudut Kota Sabang saat ini," ungkap Reza Fahlevi. 

Foto | Pj Wali Kota Sabangbersama beberapa kepala OPD tur ke Kota Tua  (agn)

Dia menjelaskan, Kota Tua Sabang secara usia memiliki nilai sejarah yang tinggi. Hal ini didukung dengan keberadaan situs sejarah berupa bangunan atau fasilitas peninggalan kolonial yang memiliki cerita dan fungsinya masing-masing pada masa itu.

"Kedepan ini yang akan kita coba angkat kembali, wisata heritage yang selama ini banyak terlupakan, menjadi Kota Tua yang bernilai sejarah. CFD kali ini juga bertujuan memetakan, mengembangkan dan menata kawasan perkotaan, agar lebih terarah tanpa meninggalkan nilai-nilai sejarahnya," ujar Reza Fahlevi.

Menurutnya, ini baru langkah awal dalam menyamakan persepsi, nantinya banyak hal yang perlu dilakukan, untuk mengedukasi tour guide serta para pelaku wisata lainnya, untuk mengenalkan Kota tua Sabang kepada wisatawan.

Kemudian, apabila seluruh aspek terorganisir dengan baik, secara perlahan Kota Tua akan disuguhkan kepada para penikmat wisata dalam bentuk tur dan pengenalan lebih lanjut terkait sejarah, dengan latar belakang gedung-gedung tua, taman dan lampu-lampu, yang mengusung konsep historis.

"Ini tentu akan sangat mendorong potensi wisata di Kota Sabang, para tour guide akan dapat menjual paket paket wisata kota tua atau wisata heritage kepada para tamu. Kami yakin dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari masyarakat Kota Sabang, mudah-mudahan hal ini dapat kita wujudkan," harapnya. 

Foto | Situs peninggalan Belanda di sepanjang jalan Diponegoro Sabang (agn)
Melalui CFD ini, diharapkan dapat menjadi wadah untuk berkumpul, sarana promosi, meningkatkan geliat ekonomi masyarakat, dan membangkitkan kepedulian terhadap lingkungan melalui hari bebas kendaraan bermotor. 

Berlangsungnya CFD, juga tidak terlepas dari dukungan instasi terkait, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dispora, Dispar, Disperindagkop dan Satpol PP serta Indonesian Pillow Fight Championship (IPFC), PAPPRI, Sabang Progressive Project, Komunitas Zumba Fit and Fun, para pelaku UMKM dan masyarakat Kota Sabang.(adv)

0 Komentar