Musywil ke-39 Muhammadiyah Aceh Gunakan Sistem Pemilihan Secara E-Votting

 


Banda Aceh.AGN — Pasca Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang diselenggarakan di Solo beberapa waktu silam, telah menjadikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di seluruh Indonesia secara bergilir mulai mengadakan Musyawarah Wilayah (Musywil) dengan memanfaatkan digitalisasi. Sebagaimana pelaksanaan Muktamar, Musywil ke-39 Muhammadiyah di Aceh yang akan diselenggarakan di Bireuen, juga menggunakan pola pemilihan yang sama seperti Muktamar lalu. Hal itu dinilai dapat memberikan kualitas transparansi yang lebih tinggi.

Hal ini menjadi momentum bagi Muhammadiyah untuk berkembang lebih cepat dengan memanfaatkan digitalisasi sistem pemilihan dengan e-voting atau electronic voting.

Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) H. Almanar,SH,MH mengatakan, proses pemilihan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-39  Muhammadiyah dan Aisyiyah Aceh  yang akan dihelat pada 4-5 Maret 2023 di Bireuen,  akan menggunakan sistem pemungutan suara secara elektronik yakni e-votting. Sistem e-voting merupakan metode yang dipakai untuk memungut dan penghitungan suara yang masuk dalam sebuah pemilihan menggunakan perangkat elektronik. S

Almanar menejelaskan, para ahli IT PP Muhammadiyah di berbagai wilayah telah merancang konsep e-voting ini, dengan mengedepankan sistem yang saling terintegrasi antara registrasi, penjaringan, dan proses pemilihan. Pada saat pemilihan, para peserta yang memiliki hak memilih hanya tinggal menekan button pilihannya pada layar. Proses perhitungan suara juga secara otomatis dilakukan oleh sistem yang hasilnya langsung ditampilkan dalam bentuk grafik, kata Mantan Anggota DPR Aceh itu.

Pihaknya telah melakukan uji simulasi sistem pemungutan suara e-votting ini di lokasi yang akan dijadikan tempat pemungutan suara, yakni gedung multimedia Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) Bireuen.

Almanar menuturkan, penggunaan sistem pemilihan secara elektronik ini juga melibatkan tim IT dari panitia lokal yang dipandu langsung oleh tim IT dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sementara tim IT dalam penyelenggara Musywil ini dipimpin langsung oleh Khairil Maulana, ST didampingi oleh Rizkan Jadid, SH dan Dezi Budiansyah.

Simulasi awal ini, selain penggunaan hardware dan software secara hands-on, juga diisi dengan dokumentasi teknis, mulai dari memasukkan data daftar calon, pengaturan timing, dari validasi pemilih, hingga penentuan jumlah suara calon pimpinan yang dihitung secara otomatis oleh sistem.

Materi simulasi ini juga diberikan langsung oleh tim IT PP Muhammadiyah yang dikoordinir oleh Arif Nur Khalis dengan anggota tim antara lain Fiftin Novianto, Aisy Roufi dan Ahmad Azhari.

Alamanar juga menyebut, sejauh ini tidak ada kendala teknis dari hasil simulasi ini, namun tim Panlih perlu menyiapkan perangkat QR Code Scanner yang lebih banyak dibandingkan dengan simulasi pengujian satu pemindai QR Code.

Ia menambahkan, “Setelah simulasi ini, kami meminta tim panitia pemilihan untuk segera mencari dan membeli alat QR Code Scanner sesuai dengan jumlah pemilih. Kemudian kami segera memulai kembali simulasi untuk memastikan semua peralatan bekerja dengan baik tanpa kendala saat pemilihan e-voting berlangsung,” jelas Almanar.

Penulis : Andika Ichsan/Banda Aceh

0 Komentar