Impresif! BSI Cetak Laba Bersih Rp4,26 T Sepanjang Tahun 2022

 


Foto: Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,26 triliun atau naik sebesar 40,68% sepanjang tahun 2022. Pencapaian itu merupakan laba tertinggi perusahaan sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

Pencatatan tersebut juga bertepatan dengan umur perusahaan yang memasuki usia kedua tahun. Dengan pencapaian ini, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia.

"Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu mencetak laba impresif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset," jelasnya pada paparan kinerja BSI, Rabu (1/2/2023).

Kemudian Hery memaparkan bahwa aset BSI juga meningkat ini mencapai Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24% secara year on year (YoY). Peningkatan laba bersih juga ditunjang oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp261,49 triliun. Hery menjelaskan, pertumbuhan tersebut meningkat 12,11% secara YoY.

Kemudian pembiayaan yang tumbuh 21,26% secara YoY menjadi Rp 207,70 triliun, kualitas pembiayaan yang terjaga baik tercermin dari NPF Gross di level 2,42% serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp 251 miliar, tumbuh 67% secara YoY.

Sementara itu hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp 207,70 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 106,40 triliun, tumbuh 25,94% secara yoy. Selain itu, pembiayaan wholesale tercatat sebesar Rp 57,18 triliun atau tumbuh 15,80% secara yoy dan pembiayaan mikro yang mencap(ai Rp 18,74 triliun, tumbuh 32,71% secara yoy.

Dari sisi likuiditas, BSI mencatat perolehan DPK BSI mencapai Rp 261,49 triliun, yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44,21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17,78 juta orang. Pencapaian ini disebut telah mendorong rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,62%.

Lebih lanjut, Hery memaparkan rasio keuangan juga menunjukkan mengalami pertumbuhan. Hal ini ditunjukkan dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84% dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98%. Selain itu, dari sisi biaya BSI mencatatkan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 75,88%.



Sumber laman : cnbc indonesia







0 Komentar