Jakarta.AGN - Rusia memilih absen dalam partisipasi kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi oleh PBB pada Sabtu waktu setempat. Keputusan penangguhan itu terjadi setelah serangan pesawat tak berawak besar-besaran di Krimea.
Presiden Joe Biden mengecam aksi tersebut dan mengatakan 'benar-benar keterlaluan'. Dia juga menyebutkan kejadian itu akan meningkatkan kelaparan, dikutip dari Reuters, Minggu (30/10/2022).
Penangguhan akan memotong ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan penting di Laut Hitam.
"Tidak ada manfaat dari apa yang mereka lakukan. PBB merundingkan kesepakatan itu dan harus jadi akhir dari itu," ungkap Biden.
Pada Sabtu pagi, Kementrian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dekat Sevastopol di semenanjung Krimea dengan 16 pesawat tak berawak, lembaga itu juga mengatakan "Spesialis" Angkatan Laut Inggris membantu dalam serangan itu.
Dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Rusia mengatakan pihaknya menangguhkan kesepakatan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebab mereka tidak bisa menjamin keselamatan kapal sipil di bawah pakta tersebut.
Rusia telah meminta Dewan Keamanan PBB bertemu pada hari Senin mengenai serangan Ukraina itu. Informasi tersebut berasal dari Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy.
Koordinator PBB untuk pusat koordinasi kesepakatan biji-bijian Luar Hitam, mengatakan lima kapal keluar dan empat kapal masuk dengan aman lewat koridor kemanusiaan. "Ada lebih dari 10 kapal baik outbound dan inbound menunggu masuk koridor," jelas Amir Abdulla.
Ukraina adalah salah satu produsen gandum dan jagung terbesar di dunia. Gandung merupakan bahan baku terigu yang kemudian diolah menjadi banyak produk pangan olahan seperti mi instan dan roti.
Dilansir dari laman CNBC Indonesia
0 Komentar