Kepolisian Makkah menyerahkan seorang warga negara Arab Saudi kepada kejaksaan setempat atas dugaan membantu seorang jurnalis non-Muslim masuk kota suci Makkah.
Kabar itu diungkap oleh kantor berita resmi pemerintah, Saudi Press Agency (SPA), Jumat (22/7). Kepolisian menerangkan, wartawan itu memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS).
Wartawan itu mendatangi kota suci Makkah dengan melintasi jalur khusus untuk umat Islam. Otoritas menjelaskan, tindakan itu merupakan pelanggaran hukum. Sebab, Makkah melarang kunjungan orang non-Muslim. Larangan ini berdasar ayat di Al-Quran.
Kepolisian Makkah menegaskan, semua orang yang mendatangi negara itu harus mematuhi persyaratan yang berlaku, terutama terkait Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
"Setiap pelanggaran semacam ini dianggap sebagai kejahatan yang akan tidak akan ditolerir dan sanksi akan diterapkan kepada pelakunya berdasarkan peraturan yang berlaku," jelas Juru Bicara Kepolisian Makkah.
Jurnalis Yahudi dari Israel
SPA tidak mengungkap identitas wartawan yang dimaksud. Namun, seorang jurnalis Yahudi dari Israel sempat memicu amarah akibat melakukan perjalanan serupa pada pekan lalu.
Gil Tamary melakukan aksinya menggunakan izin khusus liputan lawatan Presiden AS Joe Biden. Editor Channel 13 yang lama bekerja di AS itu menumpang sebuah mobil tanpa mengungkap identitasnya kepada sang sopir.
Tamary kemudian menjelajah situs-situs suci yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam, seperti Gunung Arafah atau Jabal Rahmah, tempat umat Islam melaksanakan puncak haji.
Tamary lantas menghadapi arus kritik dan kecaman. Terlebih, kunjungan itu muncul saat situasi politik tengah memanas menyusul serangan beruntun otoritas Israel terhadap penduduk Palestina.
Tindakan Bodoh
Menteri Kerja Sama Regional Israel, Esawi Freij, menggambarkannya sebagai tindakan bodoh. Politikus Arab-Israel beragama Islam ini menyebut tindakan Gil Tamary yang menyusup ke Makkah demi rating tidak bisa dibenarkan.
Aksi semacam itu juga menggerus prospek normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Menyaksikan reaksi publik, Tamary lantas merilis permintaan maaf. Dia berdalih, kunjungan itu hanya bertujuan untuk memperlihatkan keindahan Makkah dan agama Islam.
"Bila ada yang tersinggung dengan video ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tujuan dari seluruh upaya ini adalah untuk menunjukkan pentingnya Makkah dan keindahan agama, dan dengan demikian menumbuhkan lebih banyak toleransi dan inklusi beragama," cuit Tamary di Twitter.
Dilansir daru laman Kumparan
0 Komentar