Menkeu AS Ajak Negara Sekutu Bersatu Lawan China, Ada Apa?

 Treasury Secretary Janet Yellen speaks during a meeting with President Joe Biden and business leaders about the debt limit in the South Court Auditorium on the White House campus, Wednesday, Oct. 6, 2021, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)

AGN - Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali menekankan kritiknya terhadap praktik ekonomi dan perdagangan China. Dia pun menyerukan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa untuk bersatu untuk menantang Beijing dan mendiversifikasi rantai pasokan.

"Kami memiliki kepentingan bersama dalam memberi insentif kepada China untuk menahan diri dari praktik ekonomi yang merugikan kita semua," kata Yellen dalam pidatonya di Forum Ekonomi Brussel, Selasa (17/5/2022), dilansir Reuters.

Dia merujuk pada praktik China dalam perdagangan dan investasi, kebijakan pembangunan dan iklim, serta praktik pinjaman yang telah membuat beberapa negara menghadapi beban utang yang tidak berkelanjutan.

"Kita semua harus bercita-cita mendorong China untuk menghentikan praktik yang tidak menyenangkan," kata Yellen.

"Jika kita dapat melakukannya, kita akan memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing dengan China di tingkat yang sama, yang akan menguntungkan bisnis dan konsumen kita."

Yellen memperingatkan bahwa negara-negara Barat terlalu bergantung pada China untuk mineral tanah jarang. Beijing juga sedang membangun pangsa pasar yang kuat dalam produk teknologi tertentu dan berusaha untuk mendominasi produksi semikonduktor.

Dia mengatakan hal ini dapat membuat ekonomi berbasis pasar yang demokratis lebih rentan terhadap pengaruh geopolitik China. Oleh karena itu, dia menilai pihak sekutu mereka dapat mengurangi risiko seperti itu dengan lebih banyak saling membantu dalam rantai pasokan, termasuk untuk mineral penting.

Yellen juga meminta sekutu AS untuk meningkatkan dukungan keuangan untuk Ukraina, dengan mengatakan bahwa dana yang diumumkan sejauh ini tidak akan cukup untuk kebutuhan jangka pendek negara itu dalam melawan Rusia.

Dilansir dari laman CNBCIND

0 Komentar