Zelensky Desak Dialog: Jika Tidak, Rusia Akan Rugi Besar

 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Umit Bektas/REUTERS

AGN - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (19/3/2022) kembali menyerukan agar Rusia-Ukraina mengadakan pembicaraan. Zelensky menyebut dialog sebagai satu-satunya kesempatan bagi Moskow untuk meminimalkan kerusakan akibat kesalahannya sendiri.

Kedua pihak terus mengadakan negosiasi jarak jauh. Namun, sebagaimana putaran-putaran sebelumnya, dialog hanya menghasilkan sediit kemajuan. Pun pembicaraan tidak pernah mencapai tingkat presiden.

Zelensky lantas mendesak dialog lanjutan. Menurut Zelensky, Kremlin harus mengikuti negosiasi jika tidak ingin menderita kerugian yang akan menerpa hingga beberapa generasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi lokasi pembangunan Badan Antariksa Nasional di lokasi Pusat Penelitian dan Produksi Negara Khrunichev, di Moskow, Rusia, Minggu (27/2/2022). Foto: Sputnik/Sergey Guneev/Kremlin melalui REUTERS

"Ini adalah waktu untuk bertemu, berbicara, waktu untuk memperbarui integritas teritorial dan keadilan untuk Ukraina," tegas Zelensky dalam sebuah rekaman yang diunggah ke Facebook, seperti dikutip dari AFP.
"Jika tidak, kerugian Rusia akan sedemikian rupa, sehingga beberapa generasi tidak akan pulih," sambungnya.
Dalam pernyataan itu, Zelensky juga membahas korban akibat invasi Kremlin. Ia mengatakan, pihak berwenang Ukraina telah mengevakuasi ribuan orang.
Seorang gadis memegang seekor kucing di dalam bus yang dievakuasi dari Mariupol, selama konflik Ukraina-Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Alexander Ermochenko/Reuters
Zelensky menerangkan, lebih dari 180.000 warga Ukraina diselamatkan melalui koridor kemanusiaan di seluruh negeri. Ia turut menambahkan, lebih dari 9.000 orang juga telah dievakuasi dari kota pelabuhan Mariupol yang dikepung oleh pasukan Rusia.

Perihal jumlah korban dari serangan terbaru di Mariupol, Zelensky belum menerima informasi lebih lanjut. Teater di kota itu diterjang pengeboman oleh pasukan Moskow. Pada saat itu, 1.000 warga sipil dikatakan tengah berlindung di dalam gedung.

"Ini adalah kejahatan perang!" tambah Zelensky.
Invasi Rusia ke Ukraina di Maripuol, Ukraina (diunggah pada 13 Maret 2022). Foto: Azov Mariupol/Handout via REUTERS
Berupaya menghentikan kengerian itu, sejumlah putaran negosiasi telah berlangsung. Rangkaian pembicaraan terbaru dibuka pada Senin (14/3/2022).
Negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky, pada Jumat (18/3/2022) mengatakan, Moskow dan Kiev telah mendekatkan posisi mereka dalam sebuah proposal.
Kremlin menyinggung status netral Ukraina dalam dialog keempat tersebut. Rusia mengatakan, netralitas Ukraina di sepanjang garis Swedia atau Austria telah dibahas.
Namun, Medinsky menambahkan, pembahasan jaminan keamanan yang diminta Ukraina memunculkan kerumitan.
Orang-orang berjalan melalui rel kereta api untuk naik kereta evakuasi dari Kiev ke Lviv di stasiun kereta pusat Kiev di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS

"Topik status netral dan non-aksesi Ukraina ke NATO adalah salah satu poin kunci dari pembicaraan, ini adalah titik di mana para pihak membawa posisi mereka sedekat mungkin," jelas Medinsky.
Ukraina menolak proposal yang dibawakan Rusia. Penasihat Zelensky, Mikhailo Podolyak, menegaskan posisi negaranya tidak bergeming.
"Pernyataan pihak Rusia hanyalah posisi permintaan mereka," cuit Podolyak.
"Semua pernyataan dimaksudkan, antara lain, untuk memprovokasi ketegangan di media. Posisi kami tidak berubah. Gencatan senjata, penarikan pasukan dan jaminan keamanan yang kuat dengan formula konkret," pungkasnya.

Dilansir dari laman kumparanNEWS

0 Komentar