Menteri BUMN Erick Thohir pada saat peluncuran Anak Perusahaan Telkomsel, INDICO. Foto: Telkomsel
AGN - Menteri BUMN
Adapun saat ini, proses pembubarannya sedang dalam kajian. “Kami juga sedang mereview perusahaan lain. Dari tujuh kemarin masih ada empat lagi (yang mau dibubarkan). Tetapi apakah hanya terbatas ini? Tidak,” kata Erick saat konferensi pers secara virtual, Kamis (17/3).
Erick memang belum mengungkapkan lagi keempat BUMN berikutnya yang bakal dibubarkan. Namun beberapa waktu lalu, Erick mengaku bakal menutup tujuh BUMN.
Tiga dari tujuh BUMN yang dimaksud Erick baru saja sudah diumumkan penutupannya. Sementara empat BUMN lainnya yang diperkirakan bakal ditutup adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Leces, PT Pengembangan Armada Niaga Nasional, dan PT Istaka Karya.
Sebelumnya, ia baru saja mengumumkan pembubaran tiga BUMN yaitu PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Gelas (Persero), dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).
Selain menutup BUMN tersebut, Erick menjelaskan anak cucu perusahaan BUMN juga bakal ada yang dikurangi lagi. Ia menegaskan pengurangan perusahaan BUMN dan anak cucunya tidak bakal mengurangi keuntungan BUMN.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Erick mengatakan untuk menambah pendapatan, maka harus gencar dilakukan konsolidasi BUMN. Ia merasa adanya konsolidasi BUMN bakal berdampak positif juga ke penerimaan negara.
“Kontribusi kami hampir Rp 377 triliun di 2020, di 2021 lagi dihitung. Ini bagian dari dividen, pajak, bagi hasil. Ini kami lakukan supaya negara kita dalam situasi global yang tidak pasti ini kita punya fondasi neraca keuangan yang kuat,” ujar Erick.
Di tengah kondisi tersebut, Erick mengakui utang perusahaan BUMN cukup besar. Ia mengaku sedang berupaya menyelesaikan persoalan tersebut agar tidak berlarut-larut
“Jadi kalau ada pihak-pihak yang bilang utang BUMN besar, ya memang. Itulah kenapa di bawah kementerian kami rapikan, mana utang yang produktif dan koruptif, yang koruptif kita sikat,” ungkap Erick.
Meski begitu, Erick merasa valuasi BUMN saat ini semakin baik. Ia menuturkan salah satu langkah meningkatkan kinerja adalah dengan memastikan penambahan modal negara untuk perusahaan BUMN dilakukan secara efektif dan tepat sasaran. Selain itu, ia mendukung semakin banyak perusahaan BUMN go public.
“Tapi valuasi dari BUMN yang sehat jauh sekarang dan terus kita genjot, karena akan makin banyak perusahaan BUMN go public dan ini bagian dari transparansi dan profesionalisme,” tutur Erick.
Dilansir dari laman kumparanBISNIS
0 Komentar