Jemaah Umrah Indonesia Banyak yang Positif COVID-19 Diduga karena Kelelahan

 

Jemaah umrah salat Subuh berjemaah di Masjidil Haram pada Minggu, (6/3/2022). Saf kembali rapat setelah Arab Saudi mencabut mayoritas pembatasan. Foto: gph.gov.sa

Internasional.AGN - Begitu pintu umrah untuk Indonesia dibuka pada awal Januari 2022, banyak kaum muslimin yang terbang ke Arab Saudi. Meskipun saat itu varian Omicron sedang melanda, umrah tetap dilaksanakan dengan prokes ketat.

Namun, meski prokes ketat, bukan berarti 100 persen terhindar dari virus COVID-19. Data Kemenkes menunjukkan, positivity rate jemaah umrah saat kembali ke Indonesia relatif tinggi.
Sejak 17 Januari hingga 4 Maret ini sudah terdapat 10.290 orang dari 21.470 jemaah umrah yang terpapar COVID-19 atau nyaris setengahnya.

Kondisi ini menimbulkan tanda tanya mengingat kasus COVID-19 di Arab Saudi sebagai tuan rumah umrah telah menurun drastis.
Sejumlah calon jemaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Faried Aljawi, menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya positivity rate jemaah umrah adalah kelelahan.
“Kita tahu kalau umrah itu adalah ibadah fisik. Aktivitasnya sangat tinggi apalagi menjelang kepulangan. Mereka harus melakukan beberapa ritual seperti Tawaf Wada, setelahnya harus berkemas, dan penerbangan 9 jam," jelas Faried saat dikonfirmasi kumparan, Senin (7/3).
"Sehingga ini menurunkan imunitas tubuh karena terlalu lelah,” imbuhnya.
Jemaah umrah Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 10 hari, sudah termasuk karantina di Arab Saudi dan penerbangan PP. Jemaah biasanya mendarat di Madinah untuk selanjutnya karantina 3 hari.
Setelah karantina, mereka yang tes PCR-nya negatif, diperkenankan beribadah di Masjid Nabawi. Setelah itu, jemaah naik bus menempuh jarak 450 km menuju Masjidil Haram di Makkah.
Jemaah umrah salat Subuh berjemaah di Masjidil Haram pada Minggu, (6/3/2022). Saf kembali rapat setelah Arab Saudi mencabut mayoritas pembatasan. Foto: gph.gov.sa

Di Makkah, jemaah melaksanakan umrah yang terdiri dari Tawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah 7 kali berlawanan dengan arah jarum jam. Lalu melaksanakan Sai, yaitu berjalan atau lari kecil antara Bukit Safa dan Marwa 7 kali bolak balik. Ketika hendak kembali ke Indonesia, mereka juga melaksanakan Tawaf Wada atau perpisahan.

Selain umrah, jemaah biasanya memperbanyak ibadah salat di sana. Kegembiraan bertamu ke Baitullah setelah dua tahun umrah ditiadakan, membuat jemaah abai pada kondisi fisiknya yang berimbas pada penurunan imunitas.

Ambulans menuju RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Imunitas yang menurun inilah yang menyebabkan virus corona mudah mampir. Sebagian jemaah mengalami batuk ringan saat kembali ke Indonesia. Mereka yang tes PCR-nya positif, langsung diisolasi di Wisma Atlet Kemayoran.
Adapun faktor lain yang menyebabkan tingginya positivity rate setelah umrah adalah interaksi dengan banyak orang yang berasal dari berbagai negara ketika menjalankan umrah.
“Faktor lain kemungkinan di sana juga bertemu dengan berbagai orang dari berbagai negara, ya,” kata Faried.

Dilansir dari laman kumparanNEWS

0 Komentar