Jakarta.AGN - NATO akhirnya melakukan rapat besar untuk membicarakan serangan Rusia ke Ukraina, di Brussels, Belgia, Kamis (24/3/2022) waktu setempat. Petinggi negara NATO bahkan hadir langsung tak terkecuali Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri akan eskalasi peperangan. Namun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara selama konferensi pers bahwa kecil kemungkinan pakta pertahanan itu akut dalam peperangan langsung.
"Tidak mungkin ada perang penuh antara Rusia dan aliansi," tulis CNN International, memuat pernyataan Stoltenberg, Jumat.
Namun, ia mengatakan di lapangan konflik memang tak bisa diprediksi. NATO pun dihadapkan pada kenyataan baru dan harus bersiap untuk jangka panjang.
Ia pun membenarkan bahwa belum ada tanda-tanda di lapangan yang menunjukkan keinginan Rusia mengakhiri konflik. Tapi ia yakin, kebutuhan bisa membuat Moskow berubah pikiran.
"Rusia belum siap, seperti yang saya katakan, untuk menggunakan garis itu (penurunan konflik). Tetapi kami berasumsi bahwa jika ada kebutuhan, mereka akan dapat berkomunikasi dengan kami," jelas calon Kepala Bank Sentral Norwegia itu.
Rusia telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Namun sudah satu bulan perang, Moskow belum bisa menguasai Kyiv.
Kemarin sumber NATO menyebut 40.000 tentara Rusia tewas, terluka, ditangkap atau hilang dalam peperangan ini. Data UNHCR menyebut 3,5 juta orang telah mengungsi.
Dilansir dari laman CNBC Indonesia
0 Komentar