Suhu Indonesia Makin Panas, Apakah Efek Badai Matahari?

Dua kelompok bintik matahari besar, yang dikenal sebagai AR 2993 dan AR 2994, terlihat beberapa hari yang lalu di bagian timur laut matahari setelah menjadi aktif saat masih tersembunyi oleh piringan matahari. (Kredit gambar: Observatorium Nasional Langkawi, MYSA/MOSTI)
Foto: Dua kelompok bintik matahari besar, yang dikenal sebagai AR 2993 dan AR 2994, terlihat beberapa hari yang lalu di bagian timur laut matahari setelah menjadi aktif saat masih tersembunyi oleh piringan matahari. (Kredit gambar: Observatorium Nasional Langkawi, MYSA/MOSTI)

AGN - Beberapa hari ini masyarakat di beberapa wilayah Indonesia merasakan cuaca sangat panas yang tak biasa. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca yang sangat panas bukan karena fenomena gelombang panas.

Seperti diketahui gelombang panas atau dikenal dengan "heatwave" merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.

Fenomena ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi, seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari disebabkan beberapa hal.

Pertama, posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau. Di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang.

"Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi," kata dia dalam keterangan dikutip Sabtu (14/5/2022).

Kedua, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

BMKG mengimbau kondisi suhu panas pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei. Oleh karena itu masyarakat harus menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.

Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36.1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.

Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8°C di Palembang pada 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38.8 °C di Temindung Samarinda pada 2018.

Dilansir dari laman CNBCIND

0 Komentar