
Foto | Pengalungan Syal Bermotif Bungong U Khas Kota Sabang, kepada Tamu Kehormatan, Yang Dilakukan Cut Abang dan Cut Adek Duta Wisata Kota Sabang, Bersama Dispar dan Pejabat Daerah. (Foto: AGN)
Sabang.AGN – Dalam upaya melestarikan nilai-nilai budaya lokal, Pemerintah Kota Sabang terus membudayakan tradisi penyambutan tamu kehormatan yang datang ke Pulau Weh, melalui prosesi pengalungan bunga atau syal khas Kota Sabang.
Tradisi ini kerap dilakukan di ruang transit Pelabuhan Balohan Sabang, sebagai wujud pelaksanaan adat Peumulia Jamee—suatu bentuk penghormatan dan keramahan masyarakat Aceh terhadap tamu yang berkunjung.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang, Harry Susethia, ST., MT., mengatakan bahwa penyambutan tamu kehormatan bukan sekadar seremoni, melainkan simbol penghargaan terhadap nilai budaya dan identitas daerah.
“Sebagai kota wisata yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, sudah semestinya kita melakukan penyambutan bagi tamu-tamu besar kita,” ujar Harry kepada acehglobalnews.id, Senin (20/10/2025).
Ia menjelaskan, dalam setiap prosesi penyambutan, pemerintah turut melibatkan Cut Abang dan Cut Adek Duta Wisata Kota Sabang, yang telah dibekali pengetahuan etika dan tata cara penyambutan tamu secara adat.
Prosesi biasanya dilakukan dengan penuh khidmat di Pelabuhan Balohan atau Bandara Maimun Saleh, dengan mengalungkan bunga atau syal bermotif Bungo U, motif khas Kota Sabang yang melambangkan keindahan, keramahan, dan kehangatan hati masyarakatnya.
Selain Duta Wisata, sejumlah pejabat daerah juga turut hadir dalam acara penyambutan tersebut, untuk memberikan kesan bahwa tamu yang datang benar-benar dihargai dan disambut secara istimewa.
“Kegiatan seperti ini akan terus kita lakukan sebagai tradisi wajib di Kota Sabang. Kita libatkan Cut Abang dan Cut Adek Duta Wisata Sabang karena mereka sudah sangat terlatih dalam hal ini,” tambah Harry.
Melalui prosesi Peumulia Jamee ini, Pemerintah Kota Sabang berharap citra Sabang sebagai destinasi wisata yang ramah, berbudaya, dan menjunjung tinggi nilai-nilai lokal dapat terus terjaga.
Tradisi penyambutan yang sarat makna tersebut diharapkan
mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sekaligus memperkuat
karakter Sabang sebagai gerbang barat Indonesia yang tidak hanya indah secara
alam, tetapi juga hangat dalam budaya.[ARDA]
0 Komentar