Wisatawan Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Sabang Meski Isu Ambalat Memanas

Foto | Wisatawan asal Malaysia (Irzam)

Sabang.AGN - Isu sengketa Ambalat yang sempat memanas antara Indonesia dan Malaysia ternyata tidak memengaruhi minat wisatawan asal negeri jiran untuk berkunjung ke Sabang. Pulau Weh masih menjadi salah satu destinasi favorit turis Malaysia.

Hal ini disampaikan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh, Syahrizal, yang akrab disapa Aduntea. Menurutnya, faktor geopolitik hampir tidak pernah menjadi alasan pembatalan perjalanan.

“Kalau ada pembatalan, bukan karena Ambalat. Mereka tidak peduli soal politik, yang jadi masalah biasanya tiket pesawat terlalu mahal. Itu alasan utama kenapa ada grup batal datang,” kata Aduntea, Kamis (21/8/2025).

Aduntea menjelaskan, wisatawan Malaysia masih menjadi kelompok turis asing dengan jumlah kunjungan terbanyak ke Aceh, termasuk Sabang. Data BPS Aceh pun konsisten mencatat dominasi wisatawan asal Malaysia setiap bulan, menunjukkan kedekatan geografis dan hubungan budaya yang erat.

Turis Malaysia biasanya datang dalam rombongan kecil berisi sekitar 10 orang hingga grup besar mencapai 30 orang. Pada kunjungan pertama, mereka umumnya hanya menginap satu malam di Sabang karena sebagian besar waktu paket 4 hari 3 malam dihabiskan di Banda Aceh.

“Kalau rombongan keluarga atau yang sudah pernah datang sebelumnya, mereka biasanya lebih lama di Sabang, bisa sampai tiga malam,” tambahnya.

Ke depan, tren kunjungan diperkirakan meningkat pada musim libur sekolah di Malaysia pada 12–19 September. Bahkan sebelum itu, sudah ada beberapa grup yang memesan paket perjalanan ke Sabang untuk akhir Agustus dan awal September. Menurut Aduntea, hal ini bakal berdampak positif bagi tingkat hunian hotel, perputaran ekonomi UMKM, hingga jasa transportasi dan kuliner lokal.

Selain keindahan alam bawah laut, Sabang juga menarik bagi wisatawan Malaysia karena faktor kesamaan budaya, penerapan syariat Islam, hingga ketersediaan kuliner halal.

“Biasanya mereka juga minat wisata religi dan sejarah. Destinasi seperti Tugu Nol Kilometer, Benteng Jepang, Sumur Tiga, Pulau Rubiah, hingga Masjid Agung Babussalam selalu masuk dalam agenda mereka,” tutup Aduntea.[LIZA]

0 Komentar