.jpeg)
Foto | Wisatawan Nasional dan mancanegara saat menyaksikan langsung festival budaya di Tugu Merah Putih Sabang
TAHUN 2025 menjadi momentum penting bagi dunia pariwisata
Kota Sabang. Pemerintah Kota Sabang menargetkan arus kunjungan wisatawan 300
ribu, baik dari wisawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Target ambisius ini bukan sekadar angka, melainkan upaya nyata untuk menjadikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi lokal sekaligus memberi kontribusi penting bagi kemajuan Kota Sabang.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Pariwisata Kota
Sabang menunjukkan, periode Januari hingga Agustus 2025 saja, sudah tercatat
4.102 wisatawan mancanegara (wisman) dan 210.871 wisatawan nusantara (wisnus)
yang mengunjungi Sabang.
Angka ini menjadi sinyal positif bahwa pariwisata Sabang masih menjadi magnet, baik bagi wisatawan asing maupun domestik.
Wali Kota Sabang, Zulkifli H Adam, menyatakan sangat optimis jumlah tersebut akan terus meningkat dan mencapai target sesuai harapan.
| Foto | Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam saat sesi wawancara di ruang rapat Kantor Wali Kota Sabang |
“Kami yakin jumlah kunjungan wisatawan mancanegara akan terus meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin membaiknya citra pariwisata Indonesia di mata dunia.
Begitu pula dengan geliat perjalanan wisatawan nusantara,
yang menjadi fondasi kokoh pemulihan dan pertumbuhan pariwisata di tanah air,”
ujarnya.
Pemerintah Kota Sabang menyadari bahwa pencapaian target
tersebut membutuhkan strategi promosi yang konsisten, inovatif, dan
terintegrasi.
Promosi tidak hanya dilakukan melalui jalur konvensional, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital lewat kerja sama diberbagai media cetak, media online dan media sosial lainnya. Termasuk juga kerja sama dengan berbagai platform perjalanan online.
Upaya promosi ini juga tidak berdiri sendiri. Pemerintah Kota Sabang bersama Dinas Pariwisata terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Aceh, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), hingga komunitas pariwisata lokal.
“Untuk mencapai target, diperlukan kerja sama lintas sektor. Pariwisata Sabang tidak mungkin berkembang jika hanya dikerjakan pemerintah. Dibutuhkan kolaborasi erat seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, komunitas, hingga masyarakat sebagai tuan rumah,” tutur Zulkifli H Adam.
![]() |
| Foto | Sunset sore di Ujung Asam Sabang Fair Kota Sabang |
Sabang selama ini dikenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Wisata selam (diving) di Sabang bahkan telah diakui dunia sebagai salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Kejernihan air laut, terumbu karang yang masih terjaga, serta keberagaman biota laut menjadi daya tarik utama bagi penyelam dari berbagai negara.
Selain itu, Sabang juga mengembangkan wisata trekking yang memadukan panorama alam dan sejarah. Jalur trekking di kawasan hutan, bukit, hingga benteng peninggalan kolonial Belanda menjadi pilihan wisatawan yang mencari pengalaman berbeda.
Tak kalah penting, wisata budaya turut diperkuat. Tradisi
masyarakat lokal, seni tari, kuliner khas seperti sate gurita dan mie jalak,
hingga keramahan masyarakat Sabang menjadi daya tarik tersendiri. Inilah yang
disebut “pengalaman budaya mendalam” yang kini menjadi tren global.
Wisatawan modern tidak hanya mencari pemandangan indah, tetapi juga interaksi autentik dengan masyarakat setempat.
Pertumbuhan jumlah wisatawan diyakini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dari hotel, home stay, transportasi lokal, restoran, hingga UMKM, semua akan mendapat manfaat langsung dari peningkatan kunjungan wisatawan.
Pemerintah Kota Sabang menilai pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Setiap wisatawan yang datang tidak hanya membawa kamera, tetapi juga membelanjakan uangnya untuk berbagai kebutuhan.
Hal ini secara otomatis menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
![]() |
| Foto | Masyarakat dan wisatawan memenuhi stan UMKM setempat saat event Nasional di Area Sabang Fair |
Bahkan, kontribusi pariwisata juga dirasakan pada tingkat nasional melalui peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan target 300 ribu kunjungan, Sabang ingin menegaskan perannya sebagai salah satu pintu masuk wisata Indonesia yang strategis.
Dalam setiap strategi pariwisata, faktor keamanan dan kenyamanan wisatawan menjadi perhatian utama. Pemerintah Kota Sabang memahami bahwa keindahan alam saja tidak cukup. Tanpa rasa aman, pengalaman wisata akan kehilangan makna.
Oleh karena itu, Sabang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan wisata. Mulai dari pengamanan di titik-titik destinasi, fasilitas publik yang memadai, hingga kesiapan tenaga kerja di sektor pariwisata.
Hanya dengan rasa aman dan nyaman, perjalanan wisata akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, berkesan, dan membekas di hati setiap pengunjung.
Salah satu kekuatan utama Sabang adalah masyarakatnya.
Pemerintah Kota menekankan bahwa pariwisata tidak akan tumbuh tanpa
keterlibatan masyarakat.
Dari menjaga kebersihan lingkungan, melestarikan budaya, hingga menyambut wisatawan dengan ramah, semua adalah bagian penting dari ekosistem pariwisata.
“Mari kita jaga dan rawat pariwisata Kota Sabang karena pariwisata yang tumbuh adalah pariwisata yang dikelola bersama, dengan semangat gotong royong dan kepedulian,” ajak Wali Kota Zulkifli H Adam.
Ajakan ini menjadi pesan kuat bahwa pariwisata adalah milik bersama. Setiap warga Sabang berperan menjadi duta wisata yang mencerminkan citra positif daerahnya.
![]() |
| Foto | Wisatawan asal Negeri Jiran Malaysia saat berada di Jembatan Merah sekitar teluk Sabang |
Meski target besar telah dicanangkan, Pemerintah Kota juga menyadari adanya tantangan yang harus dijawab. Mulai dari aksesibilitas transportasi, ketersediaan akomodasi yang sesuai standar internasional, hingga isu sustainability (keberlanjutan) dalam menjaga alam Sabang yang rentan terhadap eksploitasi berlebihan.
Selain itu, promosi juga harus diarahkan untuk menciptakan
wisatawan berkualitas yang menghargai budaya lokal dan menjaga lingkungan,
bukan sekadar mengejar angka kunjungan semata.
Dengan demikian, pariwisata Sabang bisa tumbuh secara berkelanjutan tanpa merusak aset utama: alam dan budaya.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Sabang ingin menempatkan dirinya sebagai destinasi wisata unggulan, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Keindahan alam bawah laut, sejarah kolonial, budaya lokal yang kaya, serta wajah kota yang terus dipercantik menjadi modal besar untuk mencapai cita-cita itu.
Pemerintah kota bersama Dinas Pariwisata terus menegaskan komitmennya. Langkah-langkah kecil seperti pemasangan lampu hias di jalan protokol, promosi festival budaya, hingga pembenahan infrastruktur destinasi, semuanya adalah bagian dari puzzle besar menuju Sabang yang lebih bersinar.
Target 300 ribu kunjungan wisatawan tahun 2025 adalah tantangan sekaligus peluang. Dengan strategi promosi yang konsisten, pengembangan wisata minat khusus, sinergi antar-pemangku kepentingan, serta dukungan penuh masyarakat, Sabang optimistis mampu mewujudkannya.
Sabang bukan hanya tentang laut biru dan pasir putih, tetapi juga tentang cerita sejarah, keramahan warganya, dan pengalaman budaya yang mendalam. Semua ini adalah modal untuk menjadikan Sabang sebagai destinasi wisata kelas dunia.
“Pariwisata adalah harapan kita bersama. Dengan menjaga dan
mengelola pariwisata secara bijak, Sabang akan tumbuh, ekonomi akan bergerak,
dan nama Sabang akan semakin harum di mata dunia,” tutupnya.(ADV)



0 Komentar